Selama ini, bagi kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Garut, salah satu tujuan wisatanya adalah pemandian air panas Cipanas Garut yang terletak di kaki Gunung Gede/ Gunung Guntur. Dalam satu kawasan ini terdapat puluhan kolam renang air panas, bungalow, restoran dan Hotel. Setiap hari libur, kawasan Cipanas selalu ramai, apalagi liburan Idul Fitri, pasti Padedet. Selain menjadi tujuan wisata bagi warga Garut dan warga Garut yang sudah lama tinggal di kota, Cipanas Garutpun menjadi tujuan wisata bagi wisatawan local dari sekitar Jawa Barat. Sehingga pantas saja jika musim liburan tersebut selalu dipadati pengunjung.
Kepadatan pengunjung sebagai satu bukti daya tarik wisata Garut tersebut merupakan salah satu kelebihan. Namun pada sisi lain, jika kepadatan tersebut sudah melebihi kapasitas tentu saja menjadi tidak asyik dan menarik bagi pengunjung sendiri. Suatu waktu pada liburan lebaran beberapa tahun lalu, saya sempat mandi di salah satu Cipanas, pengunjungnya sungguh padat, bahkan parkirpun cukup susah karena padatnya. Begitupun setelah masuk ke arena kolam renang, pemandangan menjadi tak sedap dan tak nyaman karena di dalam kolam renangnya penuh. Sehingga tidak bisa berenang cukup berendam saja. Disamping itu karena siklus pengunjung padat, air kolam menjadi cepat keruh. Tentu saja tidak mungkin harus dikuras dahulu oleh pengelola pada saat jam berkunjung karena sama saja dengan mengusir pengunjung itu sendiri. Alhasil, kepadatan justeru membuat tak nyaman.
Air panas yang bersumber dari kawasan Gunung Merapi, sebetulnya bukan satu atau dua saja di wilayah Garut, Ada Papandayan, Talaga Bodas dan Darajat. Jika pemerintah serius sebetulnya bisa saja membuat alternative wisata air panas dengan pemandangan pegunungan yang asri selain Cipanas. Namun tentu saja bukan hal mudah membuat proyek wisata mulai dari Nol. Belakangan, kini muncul Kolam Renang Air Panas di Wilayah Samarang-Pasir Wangi tepatnya. Dahulu ketika kecil, saya masih ingat ada daerah yang namanya Toblong. Toblong adalah nama tempat dimana terdapat pemandian umum terbuka dengan air panas yang masih terdapat blerangnya. Pemandiannya seperti kamar mandi bersama dengan pancuran air menggelontor. Konon gelontoran air pancur tersebut dapat menyembuhkan penyakit korengan yang saat itu saya derita karena masih mengandung blerang. (He…he…budukan/ gatal-gatal).
Kini, setelah ada akses jalan yang bagus (hotmiks) mulai bermunculan tempat wisata. Ada kawah Darajat, hamparan perkebunan dengan suasana puncak, yang baru adalah Kolam renang air panas. Kita juga dapat melihat-lihat Kawasan Chevron, sebuah perusahaan multinasional yang mengeruk energi panas bumi dari tanah Pasirwangi.
Untuk kolam Renang Terdapat 2 lokasi kolam renang yang pertama sekitar 8 km dari Garut kota dan yang kedua sekitar 12 km. Salah satu kelebihan dari lokasi wisata ini adalah masih jarangnya pengunjung wisata air panas tersebut sehingga bisa leluasa menikmati liburan disbanding Cipanas yang padat pada hari libur. Di samping itu,pemandangannya masih asri, hamparan lokasi pertanian sepanjang jalan dan lokasi yang dibuat senyaman mungkin. Saung-saung untuk kumpul keluarga telah disediakan dengan biaya sewa supermurah. Saung-saung ditempatkan dengan desain bukit-bukit. Berikut salah satu pemandangan yang saya abadikan pada salah satu tempat wisata kolam renang Darajat-1.
Kolam Renang Air Panas 1 di Jalan Darajat Pasir Wangi
Lokasi masuk ke lokasi Kolam Renang Air Panas Darajat 1
Lokasi Kolam Renang Air Panas Darajat II
Kolam Renang di Darajat II
Pesona alam kawasan darajat
Air panas ini diambil langsung dari lokasi pegunungan Darajat yang juga dimanfaatkan energy Panas Buminya untuk keperluan penerangan di wilayah Jawa dan Bali dengan pengelola pihak asing (Chevron). Air panas tersebut sebetulnya telah lama dipergunakan warga untuk segala keperluan; mandi, cuci, dan juga obat. Namun untuk keperluan wisata baru dikembangkan beberapa tahun. Bahkan salah satu lokasi wisata air panas menurut pengelola yang sempat saya wawancarai baru beroperasi sekitar 3 bulan saja.
Untuk akses jalan bagi pengguna kendaraan pribadi cukup mudah, dari Alun-alun Tarogong menuju jalan Samarang dan dari Samarang menuju arah Pasir Wangi belok di daerah Palnunjuk. Sementara bagi para pengguna angkutan umum cukup naik angkot satu kali dari terminal Guntur jurusan Pasir Wangi (Warna Putih-Orange).
Jika sudah bosan berenang, pengunjung dapat melanjutkan wisata alamnya ke kawasan pertanian Pasirwangi, puncak darajat atau kawah Darajat. Di sana pengunjung dapat menikmati hamparan pertanian yang luas dengan suasana puncak.
Potensi yang belum tergali sebetulnya dapat dikembangkan oleh pemerintah jika saja pemerintah Jeli namun ya dikembalikan lagi kepada yang berwenang atau barangkali menunggu investor melirik saja. Mudah-mudahan saja, pemerintah Kabupaten Garut dapat menangkap mega potensi yang dimiliki oleh Kawasan Darajat Pasirwangi tersebut, apalagi jika Garut Selatan sudah berpisah tentu akan kehilangan PAD dari Garut Selatan tersebut sehingga perlu memikirkan calon PAD yang baru.
sumber : http://wisata.kompasiana.com