Rabu, 13 April 2011

Proyek DED Rp8,3 Miliar, Proyek Kajian Tidak Real


Proyek DED Rp8,3 Miliar, Proyek Kajian Tidak RealKlikM, Bekasi - Sensitifitas anggaran dan kepedulian pejabat Pemkot Bekasi sungguh menyayat hati. Saat kondisi keuangan Kota Bekasi karut marut, pejabat malah mengutamakan anggaran yang bukan prioritas dan menyentuh rakyat. Salah satunya anggaran untuk proyek-proyek kajian yang dinilai kurang efektif. Padahal Presiden SBY dalam tanggapan mengenai gedung DPR baru, secara tegas menginstruksikan pejabat pusat dan daerah untuk berhemat dan efisien dalam penggunaan anggaran.
Demikian disampaikan Roni Hermawan anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bekasi. Ketua Komisi B ini mencontohkan beberapa mata anggran proyek kajian yang nilainya hampir mencapai Rp300-400 juta dalam satu mata anggaran. Bahkan ada beberpa kajian, seperti Detail Enggenering Desain (DED) dinas Bina Marga Dan Tata Air angkanya mencapai Rp8,3 miliar.
"Jumlah mata anggran untuk proyek kajian terlalu tinggi, mislanya DED untuk Dinas Bina Marga Pemkot mengucurkan dana sampai Rp8,3 miliar. Belum lagi kajian-kajian di dinas lain, yang rata-rata satu mata anggaran kajian mencapai Rp300-400 juta," ujar Roni Hermawan.
Lanjut politisi Demokrat ini, kajian yang dibuat setiap tahun terkadang tidak bermanfaat, karena kenyataannya dari beberapa kajian yang telah dilakukan dari tahun-ke tahun, jarang sekali hasilnya diimplementasikan. Bahkan ada beberapa kajian yang sifatnya tidak real. Proyek kajian juga menurutnya hanya sebatas proyek kertas, tanpa hasil.
"Dari tahun ke tahun tidak berubah, selalu saja ada proyek kajian. Tapi mana tidak pernah hasil kajian tersebut diimplementasikan. Bahkan saya melihat beberapa kajian seolah masih tidak real. Inikan pemborosan namanya. Saya lebih sependapat kalau menyebut proyek ini proyek kertas," tutur Roni Hermawan.
Ia juga mengatakan, seharusnya Pemkot Bekasi fokus pada skala prioritas terlebih dahulu, bukan justru menggunakan anggaran untuk sesuatu yang belum perlu.
"Fokus terhadap apa yang menjadi skala prioritas, bukannya menganggarkan biaya untuk sesuatu yang belum perlu. Pemborosan namanya," tutur Roni Hermawan.(van)
sumber : klikm.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar